MATIM, INFO-NUSANTARA.COM
Areal persawahan di dataran Gising, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) terjadi kekeringan air akibat curah hujan yang tidak menentu.
Sekarang saatnya musim untuk menanam padi. Tentunya ini suatu hal yang di prioritaskan dari masyarakat petani.
Dataran sawah yang menjadi lumbung padi di Matim itu kini menjadi kering total akibat kekosongan air, karena curah hujan yang tidak menentu apalagi irigasi persawahan tidak berfungsi. Memang semenjak dari awal bangunya irigasi tersebut tidak di guna fungsikan.
Saluran irigasi yang telah dibangun dengan menghabiskan dana yang begitu banyak justru tidak memberikan dampak kesejetraan bagi para petani.
Saat ini, persawahan gising masih saja kekurangan air. Areal persawahan pun jadi kering, sehingga petani susah untuk bekerja dan tanam padi di areal persawahan. Petani terpaksa harus bersabar sampai hujan tiba agar bisa bekerja.
Memang Persawahan Gising sudah melakukan irigasi dengan anggaran Miliaran rupiah pada saat itu masa bupati "Yoseph Tote dan wakilnya Agas Andreas".
Masih teringat kuat bahwa irigasi ini di bangun pada tahun 2017 dari APBN dengan banyaknya anggaran senilai Rp 32.137.773.000, dan dikerjakan oleh PT. Dian Nusa Lestari.
Namun sampai saat tidak di guna fungsikan irigasi tesebut yang sudah membuang anggaran yang begitu banyak.
Pada tahun 2018 Bupati Agas Andreas waktu melakukan kampanye politiknya sempat memberi janji kepada masyarakat Elar Selatan bahwa dia akan melanjuti pembangunan irigasi tersebut.
Namun sampai saat ini janji tersebut tidak terbukti, dan bahkan masyarakat petani dataran persawahan gising saat ini kesusahan air.
Harapanya kepada bupati "Agas Andreas" untuk bisa mengtrealisasikan janjinya. Sehingga masyarakat petani dataran persawahan gising tidak lagi kesusahan air.
Penulis: Thomas Alva Edison Remba